© kabar24.com
Ustadz Ammi Nur Baits menjelaskan bahwa ada sebuah hadits yang menyebutkan tentang doa untuk menghindarkan sebuah wilayah dari banjir.
Dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan, bahwa pernah terjadi musim kering selama setahun di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. sampai akhirnya datang suatu hari jumat, ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat jumatan. Anas mengatakan: Ada seseorang yang masuk masjid dari pintu tepat depan mimbar pada hari jum’at. Sementara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika itu sedang berdiri berkhutbah. Kemudian dia menghadap ke arah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan berdiri dan mengatakan, ‘Ya Rasulullah, ternak pada mati, tanah becah tidak bisa dilewati, karena itu berdoalah kepada Allah agar Dia menurukan hujan untuk kami.’ Spontan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat tangan beliau, dan membaca doa:

اللَّهُمَّ اسْقِنَا، اللَّهُمَّ اسْقِنَا، اللَّهُمَّ اسْقِنَا

“Ya Allah, berilah kami hujan…, Ya Allah, berilah kami hujan.., Ya Allah, berilah kami hujan.”
Anas melanjutkan kisahnya: Demi Allah, sebelumnya kami tidak melihat ada mendung di atas, tidak pula awan tipis, langit sangat cerah. Tidak ada penghalang antara kami dengan bukit Sal’. Namun tiba-tiba muncul dari belakangnya awan mendung seperti perisai. Ketika mendung sudah persis di atas kita, turun hujan.
Anas menegaskan, “Demi Allah, kami tidak melihat matahari selama 6 hari.” Kemudian pada hari jumatnya, datang seseorang dari pintu yang sama, ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri menyampaikan khutbah. Dia menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sambil berdiri. Dia mengatakan, ‘Ya Rasulullah, banyak ternak yang mati, dan jalan terputus. Karena itu, berdoalah kepada Allah agar Dia menahan hujan.’ Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallammengangkat kedua tangannya, dan berdoa,

اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا، وَلاَ عَلَيْنَا، اللَّهُمَّ عَلَى الآكَامِ وَالجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ

ALLAHUMMA HAWAALAINA WA LAA ’ALAINA. ALLAHUMMA ’ALAL AAKAMI WAL JIBAALI, WAZH ZHIROOBI, WA BUTHUNIL AWDIYATI, WA MANAABITISY SYAJARI
“Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami dan tidak di atas kami. Ya Allah turunkan hujan di bukit-bukit, pegunungan, dataran tinggi, perut lembah, dan tempat tumbuhnya pepohonan.” Tiba-tiba hujan langsung berhenti. Kami keluar masjid di bawah terik matahari.  (HR. Bukhari – Muslim).
Dari hadis di atas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melantunkan doa ketika terjadi banjir, akibat terlalu sering hujan. Doa ini bisa anda baca dalam kondisi banjir seperti yang terjadi di ibu kota. Dengan harapan, semoga Allah tidak menimpakan hujan itu sebagai adzab, namun menjadi rahmat. Hujan itu turun di tempat yang subur dan bermanfaat bagi tanaman.
Ibnu Daqiqil Al ‘Id ketika menjelaskan hadits ini mengatakan, “Hadis ini merupakan dalil bolehnya berdoa memohon dihentikan dampak buruk hujan, sebagaimana dianjurkan untuk berdoa agar turun hujan, ketika lama tidak turun. Karena semuanya membahayakan.” (Ihkam Al-Ahkam, 1/357)
Jika doa di atas terlalu panjang, Anda bisa membaca bagian depan:

اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا، وَلاَ عَلَيْنَا

“Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami dan tidak di atas kami.”
Baca doa ini berulang-ulang. Juga dianjurkan bagi khatib untuk membaca doa ini ketika Shalat Jumat, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas. Demikian dijelaskan Ustadz  Ammi Nur Baits di situs Konsultasi Syariah.
Sementara itu, Ustadz Ahmad Sarwat, Lc, MA, menjelaskan bahwa doa ini tidak selalu relevan dengan kondisi sebuah tempat.   Dalam soal ujian beliau ketika kuliah S-2 dengan dosen KH. DR. Ali Mustafa Ya’qub. MA. Soalnya kurang lebih menanyakan apakah doa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di atas itu relevan buat orang Jakarta?
“Sebab banjir di Jakarta itu terjadi bukan semata-mata karena hujan yang turun dari atas ibu kota, tetapi justru yang dahsyat karena adanya kiriman banjir dari puncak dan Bogor. Jakarta bisa saja cerah bermandikan cahaya matahari, tetapi kiriman banjir dari arah selatan, khususnya pintu air Katulampa di Bogor sana, akan tetap jadi bencana buat Jakarta. Kalau doa kita seperti doa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di atas itu, yaitu jangan turunkan hujan di atas Jakarta, tapi di luar kota Jakarta (baca: Puncak dan Bogor), maka Jakarta akan tetap banjir juga.  Maka dalam memahami hadits perlu adanya ilmu fiqih, biar kita tahu duduk perkara suatu masalah. Tidak boleh begitu saja kita main copy paste teks hadits, padahal tidak relevan,” terang beliau.
Oleh karena itu, jika berdoa dengan teks doa dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tersebut, kita juga berharap agar hujan turun di wilayah lain yang tidak menyebabkan banjir lainnya.

Redaktur: Shabra Syatila
Sumber: konsultasisyariah.com
dari: fimadani.com